Laman

Selasa, 13 Maret 2012

TERAPI PSIKOLOGI

Nama :Rizkie Ayu Amalia
NPM : 13509427
Kelas : 3Pa05

KASUS STAN

Stan merupakan sarjana muda psikologi yang berusia 25 tahun, dan belakangan ini dia memutuskan untuk mengambil master di bidang psikologi konseling. Dia telah mengambil mata kuliah ‘Psikologi Penyesuaian Pribadi’ semester yang lalu yamg berorientasi pada kelompok dengan arah pemahaman diri dan pertumbuhan pribadi. Harapan Stan adalah bahwa dia bisa mengikuti konseling sekurang-kurangnya untuk satu semester, dan barangkali selama satu tahun.

RIWAYAT HIDUP SINGKAT STAN

Pada usia 25 tahun, Stan merasa telah menyia-nyiakan sebagian besar hidupnya. Saat ini seharusnya Stan telah selesai kuliah dan mendapat pekerjaan yang baik, tetapi Stan hanya seorang sarjana muda. Maka Stan berharap dapat meraih gelar master dalam konseling dan kemudian bekerja sebagai konselor bagi anak-anak yang mengalami kesulitan. Sekarang Stan hidup sendiri, hanya memiliki sedikit teman, sangat penakut dan rendah diri di hadapan orang-orang yang seusia dan yang lebih tua. Salah satu masalah Stan adalah bahwa Stan adalah seorang peminum berat dan sering mabuk. Itu terjadi apabila ia merasa kesepian dan takut. Stan merasa takut terutama terhadap wanita yang kuat dan atraktif. Ia menjadi dingin, berkeringat , dan merasa terjepit apabila berada bersama wanita. Mungkin Stan selalu berpikir bahwa mereka akan menghakiminya, dan ia tahu, mereka akan menemukan bahwa saya bukan laki-laki sejati. Dan Stan sering bertanya kepada dirinya sendiri bahwa apakah benar ia ini memang seorang laki-laki.

Stan sering merasakan kecemasan yng kuat, terutama pada malam hari. Kadang-kadang ia berpikir untuk bisa lari tetapi tidak bisa bergerak. Dan ia meraskan seperti ingin mati pada saat keadaan seperti itu. Dan Stan pun pernah berangan-angan untuk bunuh diri dan bertanya-tanya siapa yang akan memperdulikannya. Stan bisa benar-benar mengecewakan diri sendiri dan berkubang dalam perasaan bersalah, dan Stan merasa sangat tertekan. Stan merasa sulit untuk bisa dekat dengan orang lain dan ia tidak bisa mengatakan bahwa ia pernah mencintai seseorang, dan ia yakin benar bahwa ia tidak pernah merasa sungguh-sungguh dicintai dan diinginkan.

Stan berjuang untuk bisa meninggalkan masa lampaunya dan berjuang untuk bisa masuk ke perguruan tinggi. Ia mencari terapis wanita karena ia merasa lebih takut kepada waita daripada pria. Alasan ia memilih terapis wanita, karena ia bisa merasakan perasaan-perasaan sendiri dan bersedia mengambil risiko meskipun ia takut.

Titik balik utama yang terjadi pada hidup Stan adalah percakapan dengan pengawasnya di kemah musim panas ketika ia bekerja beberapa tahun lalu. Pengawas itu mendorong Stan agar masuk perguruan tinggi dan dia melihat dalam diri Stan yang mempunyai potensi untuk menjadi konselor yang baik. Perkawianan dan perceraian Stan adalah titik balik lain. Stan berkata, “Kami hanya beberapa kali mengadakan hubungan seks, dan kebanyakan saya impoten”. “Stan begitu takut untuk akrab dengan wanita karena takut dia akan melawan saya”, jawab Stan. Orang tua Stan tidak pernah bercerai, tapi Stan menginginkannya . karena mereka selalu bertengkar. Ibunya Stan yang lebih banyak menyerang ayahnya. Ibunya adalah seorang yang dominan dan terus-menerus merendahkan ayahnya. Ayahnya terlihat sebagai orang yang lemah, pasif dan takut kepada istrinya. Keluarganya pun sering membanding-bandingkan Stan dengan kakak perempuan dan laki-lakinya. Disekolah menengah Stan menggunakan obat-obatan dan terlihat dengan kumpulan anak-anak yang nakal, dan ia dimasukkan ke lembaga rehabilitasi remaja karena mencuri.

Stan mempunyai keinginan untuk bisa menyukai dirinya sendiri. Dia berharap bisa belajar mencintai terutama mencintai seorang wanita. Dia berkeinginan untuk dapat menghapus perasaan takutnya terhadap wanita bahwa wanita itu dapat merusaknya. Dia juga berharap bisa mulai berpikir tenteng dirinya sendiri sebagai orang yang baik. Stan berpikir apabila dia mulai meyukai diri sendiri, maka dia akan dapat mempercayai orang lain sehingga mereka akan berpikir yang baik tentang diri Stan.

SALAH SATU PENDEKATAN TERAPI PSIKOLOGI DALAM KASUS INI

TERAPI EKSISTENSIAL-HUMANISTIK

Terapis yang berorientasi eksistensial-humanistik akan mendekati Stan dengan pandangan bahwa dia memiliki kesanggupan untuk memperluas kesadaran sendiri kearah kehidupan masa depannya. Terapis akan meminta Stan agar menyadari bahwa dia tidak perlu menjadi korban dalam masa lalunya. Tetapi bahwa dia bisa memotivasi dalam mengubah ulang kehidupannya. Dia dapat membebaskan diri dari masa lalunya dan menerima tanggung jawab yang dating dengan kebebasan yang mengarahkan ke kehidupannya sendiri. Pendekatan ini menitikberatkan pada pentingnya pemahaman terapis atas duania Stan, pertama-tama dengan membangun hubungan yang erat sebagai alat untuk memenuhi tingkat pemahaman diri.

Dimensi-dimensi yang mungkin dapat dikembangkan dalam diri Stan adalah dia dapat dikonfrontasikan dengan cara-cara dia berusaha melarikan diri dari kebebasan dengan cara minum-minuman beralkohol dan memakai obat-obatan. Stan akan perlu belajar bahwa kecemasan yang realitas adalah bagian yang vital dari hidup dengan ketidaktentuan dan kebebasan. Stan diharapkan mengalami suatu tingkat kecemasan, kesendirian, rasa bersalah, dan bahkan keputusan yang sehat. Cara Stan menghadapi diri kepada kondisi-kondisi tersebut dan cara mengatasi kecemasannya dapat dianggap sangat penting. Stan merasa begitu rendah pada saat-saat dia membayangkan untuk bunuh diri. Terapis eksistensial mungkin memandangnya sebagai simbolik.

Perasaan bersalah adalah kekuatan yang dominan dalam kehidupan Stan bagaimana pun banyak dari perasaan bersalahnya yang merupakan perasaan bersalah neurotik karena ia berlandaskan pandangan tentang mengecewakan orang lain dan bukan memenuhi pengharapan mereka. Stan juga perlu menerima kenyataan bahwa dia sekali-kali bisa merasa kesepian karena memilih untuk diri sendiri dan hidup dari pusat dirinya sendiri menekankan rasa kesepian. Bagaimana pun dia bukan dihukum untuk hidup terasing, dikucilkan dari orang lain dan kesepian. Terapis eksistensial akan melihat harapan Stan dalam belajar untuk menemukan keterpusatan sendiri dan dalam hidup dengan nilai-nilai yang dipilih dan diciptakan sendiri. Dengan berbuat demikian Stan bisa menjadi pribadi yang lebih berbobot dan bisa belajar lebih menghargai diri sendiri. Bila demikian akan mengurangi kemungkinan Stan merasa perlu menggantungkan diri agar dapat persetujuan dariorang lain, terutama dari orang tua atau pengganti orang tuanya. Dia juga bisa berhubungan dengan orang lain dengan kekuatannya sendiri maka dengan sendirinya ia membentuk hubungan yang dependen. Hanya dengan cara demikian maka terdapat kemungkinan untuk mengatasi rasa terpisah dan terkucilnya.

Sumber : Buku “Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi” Gerald Corey