Namanya Tifany. Ia sudah sejak lama menderita hydrocephalus. Ia ditemukan oleh warga sekitar di tempat pembuangan sampah. Orang tuanya yang telah membuang tiffany, dengan alasan karena faktor ekonomi. Dan memang bisa dibilang tiffany merupakan seorang anak dari hasil hubungan diluar nikah. Akhirnya ia dibawa ke panti asuhan oleh warga sekitar.
Awalnya panti menolak kedatangan tiffany karena keadaan tiffany yang tidak memungkinkan untuk dirawat dipanti ini melainkan harus dirawat di Rumah Sakit. Karena pihak panti tidak mau mengambil resiko untuk keadaan tiffany yang pada saat itu sangat lemah. Tetapi dari pihak warga sekitar sangat memohon agar si bayi ini bisa dirawat dipanti ini. Dengan segala cara agar bisa dirawat dipanti tersebut akhirnya tiffany bisa tinggal juga dipanti itu.
Dengan sangat kehati-hatian perawat dipanti itu merawat tiffany. Tiffany sudah menjalankan operasi sebanyak dua kali. Hasilnya cairan dikepala tiffany sudah berkurang,walaupun masih harus menjalankan beberapa terapi dari dokter setempat. Di panti itu kondisi tiffany terlihat membaik jauh beda bila dibandingkan dengan kondisi tiffany waktu ia pertama kali dibawa ke panti.
Selain tiffany, ada juga beberapa penghuni panti yang menderita cacat mental dan fisik. Mereka juga menjalani beberapa terapi, misalnya:
Standing Frame: Latihan berdiri.
• Splin tangan dan kaki: Untuk menguatkan otot-otot tangan dan kaki.
• Afo: Sebuah sepatu untuk memfungsikan tangan dan kaki.
• Skateboard: Berfungsi untuk membawa diri/merangkak jika si pasien tidak bisa berjalan.
• Cockup: Untuk melatih posisi jari.
• Boston: Untuk membentuk badan yang proporsional.
Penghuni panti juga dilatih dalam Spekterapi (terapi berbicara) dan terapi tubuh yang dilakukan kurang lebih 1 jam.
Interaksi yang dilakukan oleh si pasien dengan teman-temannya, biasanya kalu paien yang bisa berbicara, ia akan bersosialisasi seperti biasa terhadap teman atau perawatnya. Tetapi jika tidak bisa berbicara, si pasien hanya bisa berinteraksi dengan panca inderanya atau gerakan tubuhnya.
Sumber: WTG (Wisma Tuna Ganda)
Awalnya panti menolak kedatangan tiffany karena keadaan tiffany yang tidak memungkinkan untuk dirawat dipanti ini melainkan harus dirawat di Rumah Sakit. Karena pihak panti tidak mau mengambil resiko untuk keadaan tiffany yang pada saat itu sangat lemah. Tetapi dari pihak warga sekitar sangat memohon agar si bayi ini bisa dirawat dipanti ini. Dengan segala cara agar bisa dirawat dipanti tersebut akhirnya tiffany bisa tinggal juga dipanti itu.
Dengan sangat kehati-hatian perawat dipanti itu merawat tiffany. Tiffany sudah menjalankan operasi sebanyak dua kali. Hasilnya cairan dikepala tiffany sudah berkurang,walaupun masih harus menjalankan beberapa terapi dari dokter setempat. Di panti itu kondisi tiffany terlihat membaik jauh beda bila dibandingkan dengan kondisi tiffany waktu ia pertama kali dibawa ke panti.
Selain tiffany, ada juga beberapa penghuni panti yang menderita cacat mental dan fisik. Mereka juga menjalani beberapa terapi, misalnya:
Standing Frame: Latihan berdiri.
• Splin tangan dan kaki: Untuk menguatkan otot-otot tangan dan kaki.
• Afo: Sebuah sepatu untuk memfungsikan tangan dan kaki.
• Skateboard: Berfungsi untuk membawa diri/merangkak jika si pasien tidak bisa berjalan.
• Cockup: Untuk melatih posisi jari.
• Boston: Untuk membentuk badan yang proporsional.
Penghuni panti juga dilatih dalam Spekterapi (terapi berbicara) dan terapi tubuh yang dilakukan kurang lebih 1 jam.
Interaksi yang dilakukan oleh si pasien dengan teman-temannya, biasanya kalu paien yang bisa berbicara, ia akan bersosialisasi seperti biasa terhadap teman atau perawatnya. Tetapi jika tidak bisa berbicara, si pasien hanya bisa berinteraksi dengan panca inderanya atau gerakan tubuhnya.
Sumber: WTG (Wisma Tuna Ganda)
