Laman

Jumat, 04 Desember 2009

Manusia dan tanggung jawab

Nama : RIZKIE AYU AMALIA
NPM :13509427
Kelas : 1PA03

24 Orang Tewas Terluka Tertimpa Dinding Roboh


1. Apa latar belakang/penyebab masalah/akasus tersebut timbul?
Jawab : Karena adanya gempa yang berkekuatan 6,7 skala richer yang mengguncang kabupaten Bima, pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akibat adanya guncangan gempa yang diperkirakan berlangsung satu menit itu mengakibatkan sejumlah rumah roboh dan bola lampu penerangan jatuh sehingga kurang lebih 24 orang terluka akibat tertimpa dinding rumah yang roboh itu.

2. Siapakah tokoh-tokoh yang terkait/terlibat?
Jawab : Masyarakat yang ada di kabupaten Bima, pulau Sumbawa, salah satunya Aisah dan Abdul Wahab ( kepala bagian humas pengkabima ), mereka berpendapat dengan terjadinya peristiwa tersebut banyak orang-orang yang terluka dan menimbulkan banyak kerusakan fisik tempat tinggal warga yang bermukim di desa pesisir utara, teluk Bima, dengan adanya musibah tersebut mereka lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam.

3. Bagaimana penyelesaian kasus tersebut berdasarkan tanggung jawab atas pandangan hidupnya ?
Jawab : Dengan adanya musibah ini, mereka berfikir untuk lebih waspsda dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan serta menyerahkan semua yang terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.

4. Apa peran lembaga,badan,organisasi yang terkait/terlibat?
Jawab : Organisasi setempat ikut turun tangan dengan cara membantu mengevakuasi “ korban “ gempa dan mencari bantuan ke pemda setempat untuk mendapatkan makanan, minuman, dan bantuan lainnya untuk para korban gempa.

Cultural conflict

Nama : RIZKIE AYU AMALIA
NPM : 13509427
Kelas :1PA03

Perdebatan terhadap budaya tradisional dan moderen dalam pergumulan kebudayaan Barat dan Timur pada era yang disebut globalisasi tidak habis-habisnya hingga hari ini, bahkan tidak mungkian pernah selesai. Kebudayaan Barat kadang-kadang dipandang sebagai budaya haram yang menghancurkan nilai-nilai kebudayaan tradisional yang dianggap luhur.
Kebudayaan moderen yang menumbuhkan kebudayaan baru yang disebut budaya populer sepertinya telah mampu menembus celah-celah kehidupan berbudaya bangsa timur, termasuk kebudayaan Minangkabau. Untuk melakukan perlawan terhadap kebudayaan Barat tersebut, para kelompok antisisme budaya Barat sering mencanangkan kampanye terhadap pengaruh budaya barat terhadap perusakan moral anak bangsa. Kebudayaan Barat, dalam hal seni moderen (musik, tari, teater, filem, dsb) seakan-akan titik awal perosakan kebudayaan timur.
Merujuk kepada peristiwa budaya masa lampau yang disebut zaman kebudayaan sasaran dan surau di Minangkabau yang kehidupan masyarakatnya sangat didominasi oleh kebudayaan lokal. Teknologi informasi sebagaimana adanya hari ini belum lagi dikenal pada masa itu. Teknologi informasi masyarakat lebih banyak kepada tradisi lisan antara satu orang dengan orang lainnya, atau menggunakan simbol-simbol tertentu yang memberikan makna tertentu pula kepada masyarakat.
Kebudayaan yang berkembang di sasaran berupa kesenian dan adat istiadat telah mampu mengajak generasi mudanya kepada masyarakat yang beradat, tahu nan ampek. Manakala pendidikan surau dan kebudayaan yang bernuansa islami telah mampu mengantarkan anak bangsa Minangkabau menjadi orang nan sabana orang yang berbudi mulia, dan taat beragama.
Artinya pendidikan sasaran dan surau telah mampu menghasilkan generasi yang berintelektual kebangsaan. Pendidikan sasaran dan pendidikan surau bagaikan aur dengan tebing, sandar menyandar keduanya dalam mengisi keperibadian generasi penerus bangsa. Dalam perkembangan kebudayaan moderen yang dipengaruhi budaya Barat telah mengalami suatu dilema kebudayaan yang sarat dengan pertentangan antar generasi (generasi tua dengan muda, pemerhati budaya tradisional dengan aliran modernisme). Dalam hai ini, peristiwa sejarah kebudayaan Minangkabau masa lampau dan sekarang adalah sesuatu yang selalu saja menarik diperbincangkan oleh ilmuan.
Bagi masyarakat Sumatera Barat, yang lebih populer dengan etnik Minangkabau memanfaatkan fenomena demikian untuk membuka kembali lembaran sejarah lama yang dianggap berjaya melahirkan generasi bangsa yang intelektual. Masyarakatnya yang hidup dalam kelompok nagari-nagari bagaikan sebuah negara kecil yang mampu menghidupi diri sendiri untuk mencapai kesejahteraan dan mencerdaskan anak nagarinya. Kebudayaan anak nagari hidup mekar sebagai media pendidikan dan hiburan masyarakat satu-satunya. Kesenian anak nagari adalah primadona tontonan yang ampuh dalam membawa generasi yang berbudaya. Pendidikan surau telah mempu membawa generasi muda yang bermoral dan berbudi mulia dengan landasan Al-quran dan sunnah rasul. Dalam hal ini memegang teguh falsafah adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah.
Menyikapi fenomena masa lampau itu, bagi pemerintah daerah Sumatera Barat, otonomi daerah adalah ruang yang amat penting dipergunakan untuk kembali membuka tabir lama yang pernah cemerlang, istilah yang lebih populer adalah ”kembali ke surau” untuk membangkit batang tarandam, setelah puluhan tahun terbenam dalam konsep sentralistik.
Kembali kepada pertentangan kebudayaan Barat dan Timur, sebagian masyarakat seakan-akan memilih sikap alergi terhadap kebudayaan Barat yang merajalela membawa generasi muda ini kepada suatu pola kehidupan budaya moderen. Kecemerlangan masa lampau bagaikan tergilas habis oleh perang kebudayaan. Konsep kebudayaan yang kuat membilas kebudayaan lemah. Kebudayaan barat tidak hanya masuk kepada kebuyaan lokal tradisional untuk menyesuaikan diri, melainkan mempengaruhi kebudayaan tempatan untuk berubah menuju budaya populer yang moderen.
Dalam percaturan kebudayaan Barat dan Timur, kebudayaan tradisional kalaupun tidak dapat dipertahankan sebagaimana adanya, paling tidak menutup kemungkinan dikembangkan sesuai dengan raso jo pareso dalam tatanan alur dan patut. Artinya, antara kebudayaan Barat yang dianggap moderen dan Timur yang dianggap tradisional tidak perlu menjadi perbincangan atau dipertentangkan saja, akan tetapi perlu sikap kepiawaian dalam mempertahankan atau menggabungkan dalam bentuk peristiwa akulturasi kebudayaan. Bagaimanapun juga, proses perubahan kebudayaan akibat persentuhan kebudayaan akan tetap terjadi, baik disebabkan faktor internal maupun eksternal.
sikap pemerintah Sumatera Barat yang mencanangkan kembali ke nagari dan kembali ke surau adalah suatu ruang yang tepat untuk membangun kembali budaya lama yang masih relevan, dan dikembangkan dalam masyarakat menuju budaya moderen.
.

Manusia dan Penderitaan

Nama : RIZKIE AYU AMALIA
NPM :13509427
Kelas : 1PA03

Nama saya Rizkie Ayu Amalia. Biasa orang terdekat memanggil saya eki. Umur saya 18 tahun. Saya anak pertama dari empat bersaudara. Seringkali saya keluar masuk Rumah Sakit akibat adanya penyakit ditubuh saya. Awalnya say merasakan nyeri dibagian perut bawah sebelah kiri. Kalau sudah sakit atau kambuh,tubuh saya benar-benar tidak bisa digerakkan terutama kaki kiri saya. Akhirnya saya dan ibu memutusakan untuk pergi ke Rumah Sakit. Sesampainya disana, saya dirujukan untuk dating ke dokter ahli kandungan. Setelah saya kesana, dan check up oleh dokter tersebutm, saya diminta untuk rawat inap di Rumah Sakit karena butuh ketelitian, perawatan medis, dan waktu untuk dapat mengetahui penyakit tersebut. Hari demi hari saya lewati di Rumah Sakit, dengan berbagai macam perawatan medis yang harus saya lakukan. Seperti suntik obat, USG, Radiologi sampai saya harus datang ke laboratorium internist untuk check up bagian dalam tubuh saya, seperti urine, dll. Sudah hamper seminggu saya berada di Rumah Sakit. Akhirnya dokter bilang kalau penyakit saya itu adalah “ infeksi kandung kemih”. Saya dan ibu sedih dengan perkataan dokter seperti itu. Apa yang menyebabkan saya bisa terkena penyakit seperti itu. Dokter bilang, penyakit itu timbul karena kurangnya makan sayur, seringnya menahan buang air kecil, sampai kandung kemihnya tidak kuat untuk/tidak bisa untuk menahannya lagi. Saran dokter, saya tidak boleh menahan untuk buang air kecil dan harus banyak-banyak makan sayur agar kandung kemihnya tidak infeksi lagi. Akhirnya saya menuruti semua nasihat dokter dan alhamdulillah sekarang penyakit tidak sering kambuh lagi.

Manusia dan cinta kasih

Nama : RIZKIE AYU AMALIA
NPM : 13509427
Kelas : 1PA03

Tema : Cinta keibuan ( Menyimpang )

Kasus : Seorang ibu yang memiliki anak perempuan Nampak sangat mencintai anaknya tersebut. Ia mengaku kepada semua orang bahwa anak perempuannya tersebut menderita berbagai penyakit yang sudah mencapai tingkat yang kronis. Ibu itu selalu siap sedia membawa anak perempuannya ke rumah sakit tempat anaknya dirawat bahwaanak perempuannya itu menderita penyakit jantung dan bahwa ada “sesuatu” yang salah pada sistem pernapasannya. Berbagai macam tes kesehatan telah dilalui sang anak. Jauru suntik, infuse, obat-obatan yang terdengar asing sudah terasa familiar bagi anak perempuan itu, namun sesungguhnya anak perempuan itu tidak pernah merasakan adanya penyakit yang bersarang dalam tubuhnya. Ia selalu mengatakan “ibu, aku tidak apa-apa. Aku sehat-sehat saja” dan ibunya selalu menjawab “kamu masih terlalu kecil dan tidak mengerti apa yang kamu derita selama ini, kamu sakit!” bertahun-tahun anak itu tumbuh dengan mengetahui satu hal bahwa ia adalah orang yang sakit, walaupun dokter-dokter selalu tidak dapat menemukan ada yang salah pada tubuh sang anak, ibunya selalu dapat menyakinkan semua orang bahwa anaknya itu adalah anak tersakit didunia.

Analisis dari sudut pandang psikologi :
Melihat perilaku sang ibu selama bertahun-tahun, sang ibu kemungkinan menderita “Munchausen Syndrom by Proxy” yang merupakan sebuah penyakit psikologis dimana seorang ibu melakukan penyalahgunaan hak anak dengan cara menyakitinya/mengarang/membuat-buat penyakit bagi anaknya yang sebenarnya hanya bohong belaka. Baisanya hal ini dilakukan oleh sang ibu untuk menarik perhatian bagi dirinya. Ada berbagai penyebab mengapa sang ibu hamper tidak dapat teridentifikasi sebagai penderita Munchausen Syndrome by Proxy saat ia berkali-kali melaporkan penyakit-penyakit anaknya ke dokter dan mengapa jarang ada orang yang curiga.
Penyebab itu antara lain:
• Sang anak memiliki berbagai gejala penyakit yang tidak sesuai dengan penyakit?kelainan apapun.
• Petugas kesehatan tidak familiar dengan Munchausen Syndrome by Proxy dan tidak menganggapnya sebagai diagnosis yang tepat.
• Sang ibu biasanya mengerti tentang dunia medis dan mungkin pernah bekerja di bidang kesehatan.
• Para dokter anak cenderung mempercayai sang ibu yang dengan berbagai macam cara yang persuasive menyatakan anaknya sakit dan melihat catatan medis sang anak yang sudah pernah berkeliling-keliling rumah sakit dan dokter dengan penyakit yang berat.
• Sang anak telah sering dibawa ke berbagai rumah sakit dari waktu ke waktu dan biasanya tidak ada komunikasi diantara rumah sakit-rumah sakit tersebut.
Dalam tingkatan yang lebih tinggi, sang ibu mungkin melukai/menyakiti sang anak dengan berlebihan hanya untuk membuat sang anak mengalami gejala penyakit, kemungkinan sang ibu dapat meracuni anaknya dengan obat, racun, garam, dan obat-obatan yang dapat mebuat anaknya muntah dan diare. Dalam kasus yang lebih parah, sang ibu dapat mencekik anaknya agar membuat sistem pernapasannya terganggu. Terkadang anaknya dapat menjadi korban meninggal karena prosedur medis seperti operasi/pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi gejala penyakit sang anak.
Pemecahan menurut hukum :
Dalam kasus ini, dapat dikatakanbahwa sang ibu telah melanggar hukum hak perlindungan anak. Sang anak sam sekali dibutakan dengan stigma berpenyakit yang diberikan oleh sang ibu. Dalam hal ini sang ibu sebaiknya segera dilaporkan ke komnas perlindungan anak atau kepolisian. Jika kita tidak ingin ananya berakhir meninggal dunia atau menderita penyakit/luka psikologis yang dalam. Tetapi walaupun begitu, pra penderita Munchausen Syndrome by Proxy kemungkinan tidak dapat di vonis secara hukum. Mengingat perbuatan yang melanggar hak asasi manusia di dasari oleh kelainan psikologis.

Pemecahan menurut sudut pandang psikologi :
Dalam kasus ini sang ibu yang kemungkinan menderita MunchUsen Syndrome by Proxy sebaiknya mendapatkan perawatan secara professional oleh psikiater. Dalam proses perawatan atau konseling dapat diketahui penyebab-penyebab mengapa syndrome ini dapat terjadi. Di dalam perawatan ahli jiwa tersebut juga akan memberikan bimbingan yang tepat untuk dapat mengatasi penyakit ini atau setidaknya meminimalisirnya.

Kesimpulan :
Munchausen Syndrome by Proxy merupakan penyakit yang dapat merampas hak asasi manusia untuk dapat hidup. Penyakit yang jarang ditemukan kasusnya di Indonesia ini dapat mengakibatkan kerusakan psikologis maupun fisik bagi sang korban. Sebaiknya para penderita yang telah teridentifikasi segera ditindaklanjuti baik secara psikologis maupun hukum. Dan para petugas medis sebaiknya lebih teliti dalam memeriksa pasien ataupun menindaklanjuti laporan-laporan mengenai adanya suatu penyakit di dalam tubuh seseorang.

Manusia dan tanggung jawab

Nama : RIZKIE AYU AMALIA
NPM : 13509427
kELAS : 1pa03

24 Orang Tewas Terluka Tertimpa Dinding Roboh


1. Apa latar belakang/penyebab masalah/akasus tersebut timbul?
Jawab : Karena adanya gempa yang berkekuatan 6,7 skala richer yang mengguncang kabupaten Bima, pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akibat adanya guncangan gempa yang diperkirakan berlangsung satu menit itu mengakibatkan sejumlah rumah roboh dan bola lampu penerangan jatuh sehingga kurang lebih 24 orang terluka akibat tertimpa dinding rumah yang roboh itu.

2. Siapakah tokoh-tokoh yang terkait/terlibat?
Jawab : Masyarakat yang ada di kabupaten Bima, pulau Sumbawa, salah satunya Aisah dan Abdul Wahab ( kepala bagian humas pengkabima ), mereka berpendapat dengan terjadinya peristiwa tersebut banyak orang-orang yang terluka dan menimbulkan banyak kerusakan fisik tempat tinggal warga yang bermukim di desa pesisir utara, teluk Bima, dengan adanya musibah tersebut mereka lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam.

3. Bagaimana penyelesaian kasus tersebut berdasarkan tanggung jawab atas pandangan hidupnya ?
Jawab : Dengan adanya musibah ini, mereka berfikir untuk lebih waspsda dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan serta menyerahkan semua yang terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.

4. Apa peran lembaga,badan,organisasi yang terkait/terlibat?
Jawab : Organisasi setempat ikut turun tangan dengan cara membantu mengevakuasi “ korban “ gempa dan mencari bantuan ke pemda setempat untuk mendapatkan makanan, minuman, dan bantuan lainnya untuk para korban gempa.